Senin, 19 Juli 2010

PMB UNP

assalamu'alaikum,,,
ahlan wa sahlan kepada adek-adek mahsiswa baru fik unp tahun 2010, sebuah kemenangan sudah adek2 raih (meskipun baru kemenangan kecil) yaitu dengan diterimanya adek-adek dikampus hijau (FIK UNP). ini sebuah anugrah dari Allah SWT yang tidak boleh disia-siakn, karena untuk masuk saja adek-adek harus besaing dengan ribuan manusia. dan akhirnya Allah memilih adek2 yang lulus. kami dari forum studi islam olahraga FIK UNP sekali lagi mengucapkan ahlan wa sahlan,, selamt menikmati indahya kuliah di kampus hijau FIK UNP. Wassalam

Minggu, 04 Juli 2010

Profil FSIO FIK UNP

forum studi islam olahraga adalah sebuah lembaga dakwah fakultas dan masih dalam naungan BEM FIK UNP (badan semi otonom). begini ceritanya....
pada tahun 2005,, panji-panji Allah di FIK UNP mencoba untuk merumuskan sebuah wacana besar tentang kelegalan dakwah di fakultas ilmu keolahragaan UNP. mereka adalah : mas Heri Susanto, bang Irwan Yulhadi, Bang Tata, Bang Nurul (Afwan kalau ada yang gk kesebut). mereka bersama Bpk. Ali Umar mencoba untuk mendirikan forum studi islam olahraga. alhamdulillah dengan sebuah pemaparan tentang konsep, visi dan misi akhirnya FSIO di deklarasikan (kayak negara aja) oleh Pembantu Dekan III yang ketika itu dikomandoi oleh pak Arsil.
sudah mencapai 5 tahun FSIO berjalan hingga saat ini. dan alhamdulillah sudah menghasilkan kader-kader baru dengan semangat baru., syukron jaza kumullah,, kami menyadari betapa sulit dan rumitnya dulu ketika akan mendirikan sebuah lembaga dakwah ini. oleh karenanya, kami sebagai penerus estafet perjuangan ini. akan bertekad untuk selalu menjaga izzah dakwah ini (insyaAllah)

FSLDKN XV

alhamdulillah,, FSLDKN XV di Ambon sudah selesai dan insyaAllah berjalan dengan penuh kelancaran. semoga ini menjadi semakin cerahnya cahaya dakwah di bumi pertiwi ini. amin ya Rabb.,

Jumat, 29 Januari 2010

Tauhidullah

di posting oleh sugianto dari tulisan Isparmo's Virtual HOME

I. Definisi

Tauhidullah adalah : mengesakan Allah SWT, beribadah, memohon, tunduk hanya pada Allah SWT.

II. Macam-macam Tauhid

1. Tauhid Rububiyah

Adalah : Meyakini bahwa, tidak ada pencipta dan tidak ada pemberi rizqi, tidak ada penguasa alam selain Allah.

Firman Allah : Q.S Al Baqoroh : 21-22

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”


Firman Allah : Q.S Al Baqoroh : 284

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”


2. Tauhid Uluhiyah

Adalah : Meyakini Allah sebagai satu-satunya sembahan, tujuan hidup, dan beribadah hanya kepada Nya.

Firman Allah : Q.S Al Anbiya : 25

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

3. Tauhid Asma’ wa Sifat

Adalah : beriman terhadap segala apa yang terkandung dalam Al-Qur'anul Karim dan hadits shahih tentang sifat-sifat Allah dan tidak ada yang menyerupai dengan-Nya.

Firman Allah : Q.S As Syuura : 11

(dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.

III. Keutamaan Tauhid

Firman Allah : Q.S Al An’am : 82

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Sabda Rosulullah :

Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah 'Laa Ilaaha Illallah'dan cabang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalan." (HR. Muslim)

Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh daripadaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan Neraka pun benar adanya maka Allah pasti memasukkannya ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula. (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhayya', hadits hasan)

Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka.

(HR. Muslim)


·
Tauhid adalah inti da’wah ajaran para Rosul

Firman Allah : Q.S An Nahl : 36

Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

Ibnul Qayyim berkata, “Thaghut adalah suatu keadaan yang melebihi batasan-batasan seorang hamba, seperti diibadahi, diikuti atau ditaaati (dalam hal yang melanggar syariat)


· Memerdekakan manusia dari perbudakan dan tunduk kepada selain Allah.

Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan.

Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan hidup dari kekuasaan para Fir'aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.

Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut jahiliyah menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah Rasulullah. Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illallah sebagai suatu permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan menggulingkan para penguasa yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya, serta meninggikan derajat orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.

· Membentuk Kepribadian Yang Kokoh

Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo'a kepadaNya dalam keadaan sempit atau lapang.

Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang mati. Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf berkata:

"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa?"

(Yusuf: 39)

Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.

· Sumber Keamanan Manusia

Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa tenang ketika mereka kalut. Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam firmanNya:

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-An'am: 82)

Keamaan ini bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga polisi atau pihak keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia. Adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan. Yang demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dan tidak mencam-puradukkan tauhid mereka dengan syirik, karena mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang besar.

  • Sumber Kekuatan Jiwa

Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan)Nya, sabar atas musibahNya, serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan semboyannya adalah sabda Rasulullah:

"Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi)

Dan firman Allah : QS Al An’am : 17

Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan dia sendiri. dan jika dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

· Melapangkan Kehidupan

Seseorang yang mengenal Allah akan merasakan kehidupan yang lapang walau bagaimanapun keadaannya. Seandainya ia orang miskin, ia bersabar, sebab ia tahu bahwa dibalik kehidupan fana ini ada kehidupan abadi,muara segala kenikmatan. Seandainya ia kaya, ia akan bersyukur, sebab harta yang ada padanya hanyalah titipan dari Allah swt.

Sabda Rosulullah saw :

“Amat mengherankan terhadap urusan orang mukmin, dan tidak terdapat kecuali pada orang mukmin. Bila ditimpa musibah ia sabar, bila diberi nikmat ia bersyukur” (HR Muslim)

Lain halnya dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ia akan merasakan kehidupan dunia ini sempit bagaimanapun keadaannya.

Firman Allah QS Ath Thaaha : 124

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.

V. Bukti-bukti Eksistensi Allah

1. Dalil Fitrah

QS Al A’raf : 172

ΓΈDan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"

QS Al Ankabut : 61

Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

2. Dalil Sejarah

QS Ali ‘imron : 137

Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

[230] yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukuman-hukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul.

QS Al A’raf : 176

Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

3. Dalil Aqli (Akal / Rasional)

· Fenomena Terjadinya Alam

Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula dengan alam semesta ini. Lihatlah gunung yang kokoh berdiri, aliran sungai yang kesemuanya bermuara ke laut, langit yang tegak tanpa tiang, planet yang beredar penuh denga keteraturan.

QS Ath Thuur : 35-36

35. Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?

36. Ataukah mereka Telah menciptakan langit dan bumi itu?; Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).

· Fenomena Kehendak yang tinggi

Apakah kita dapat membayangkan andai saja di atas lapis permukaan bumi tidak terdapat lapisan ozon yang melindungi dari sengatan ultraviolet matahari, melindungi dari jatuhnya benda-benda langit yang tidak terhitung jumlahnya. Lalu apakah hal itu terjadi begitu saja?

QS Ali ‘imron : 190

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

· Fenomena Petunjuk dan Ilham

Hal apakah yang mendorong ikan salmon berenang melawan arus sungai untuk kembali ke tempat asal mereka dilahirkan? Bagaimana mereka tahu jalan yang harus dilalui sepanjang puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan meter. Bagaimana caranya seekor lebah yang keluar dari saranganya untuk mencari makanan begitu jauh terbang dari sarangnya tapi dapat kembali ke tempatnya semula tanpa tersesat?

QS Thahaa : 50

Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang Telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian memberinya petunjuk[925].

[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.

· Fenomena Terkabulnya Doa

Manusia yang penuh kelemahan akan menemui saat-saat dimana ia tidak mungkin bergantung pada siapa pun kecuali Allah. Baik muslim maupun kafir, ketika menghadapi bahaya, pasti ia akan berdoa. Saat doa dikabulkan, adalah saat seharusnya manusia merenungkan siapa yang mendengarkan doa dan mengabulkannya.

QS Al Isra’ : 67

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.

QS Yunus : 22-23

22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".

23. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, Kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu kami kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.

Dengan dalil-dalil yang telah diungkapkan di atas, seharusnya manusia beriman kepada Allah swt. Sayang sekali banyak dari mereka yang karena mengandalkan akal yang terbatas, merasa sombong, dan mengingkari Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 13-19 :

13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

16. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat Melihat.

18. Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

19. Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, Karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

Tahapan Pengembangan Lembaga Dakwah Kampus ( LDK )

30 januari 2010

Tahapan dakwah bisa di ibaratkan sebuah anak tangga menuju sebuah hasil. Berpegang pada tahapan ini membuat segala yang kita lakukan menjadi terarah. Tahapan ini tidak dibatasi oleh waktu, akan tetapi tahapan ini merupakan tahapan dimana ada kriteria yang harus dipenuhi sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Sehingga bisa saja dalam salah satu tahapan setiap LDK menghabiskan waktu yang berbeda. Apa saja tahapan dakwah yang ada ? dalam tulisan ini saya akan mencoba memaparkan 4 tahap yang bisa dilalui.

Tahap Pertama : membangun basis kader inti

Dalam risalah dakwah yang Rasul ajarkan, sebagaimana kita ketahui ada golongan yang pertama masuk Islam atau kita kenal dengan Ashabiqunal Awwalun. Golongan pertama ini dibina dengan intens oleh Rasul dalam rangka menguatkan fondasi terdalam dan paling bawah dari bangunan Islam. Bisa kita cermati sirah nabawiyah, Rasul mendidik Sahabat ini selama 10 tahun, atau hampir setengah dari masa kenabian beliau, yakni 23 tahun. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul. LDK pun akan melakukan hal yang sama, dengan tentunya waktu yang harus lebih cepat, karena kondisi dakwah kampus yang relatif singkat.

Kaderisasi yang dilakukan pada kader inti ini bersifat khusus dan terbatas, sehingga betul-betul segala yang dibutuhkan untuk dakwah kedepannya diharapkan bisa dimiliki oleh kader inti ini. Hal –hal apakah yang harus dimilki ? dalam hal ini ada 3 kebutuhan utama yang perlu dimiliki.

1. Kepribadian seorang Muslim

kepribadian ini meliputi karakter-karakter yang diperlukan seseorang dalam kehidupannya agar ia bisa menjalankan Islam dan mengajarkannya. Seorang kader inti harus memiliki aqidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang baik, tubuh yang sehat, kemampuan menghasilkan atau kuat secara ekonomi, pikiran yang intelek, bersungguh-sungguh dan tekun dalam segala hal, memiliki manajemen diri yang baik, disiplin akan waktu serta mempunyai paradigma untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. Dengan adanya kepribadian ini diharapkan seorang kader inti bisa menjadi teladan, bisa menjadi guru dan diterima di kalangan masyarakat luas.

2. Kredibilitas dan Moralitas Pemimpin

Islam mendidik para umatnya untuk menjadi pemimpin bagi dirinya dan kalangannya. Dalam hal ini seorang kader inti, diharapkan bisa menjadi pemimpin dimanapun dia berada dalam rangka mengubah kondisi umat yang dipimpinnya menjadi lebih baik. Bukan untuk kekuasaan semata. Akan tetapi paradigma dakwah dan paradigma memberikan cahaya Islam di muka bumi harus terinternalisasi dengan baik di hati kader inti. Menjadi pemimpin adalah sebuah keniscayaan bagi seorang muslim. Sehingga dalam tahap ini seorang kader inti harus dididik bagaimana menjadi pemimimpin yang kuat dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin yang bisa mengayomi seluruh umatnya, seorang pemimpin yang bisa menjadi ulama dan umara dalam waktu bersamaan.

3. Kemampuan khusus lainnya

Setiap manusia dilahirkan dengan potensi , minat , dan bakat yang berbeda. Ada seorang yang ahli dalam hal seni, ada seorang yang mahir berdagang atau saat ini kita kenal dengan entrepreneur, atau ada yang ahli dalam olahraga, dan sebagainya. Kemampuan khusus ini haruslah dikembangkan dengan bijak dan tepat, karena potensi seseorang jika dikembangkan akan jauh lebih cepat dan pesat perkembangannya. Seorang kader inti sebagaimana Rasul juga mendidik sahabatnya , juga memiliki kekhasan tersendiri. Sebutlah Ali bin Abi Thalib yang cerdas dan gemar menuntut ilmu, Umar bin Khattab yang ahli bermain pedang, Mushaf bin Umair yang menjadi pedagang sukses, dan sahabat lainya, yang memiliki potensi besar dan digunakan dengan baik dalam pemanfaatannya untuk kebutuhan dakwah. Seorang kader inti yang ahli dalam seni, bisa jadi dikembangkan dan bisa menjadi kekuatan dalam mengemas dakwah yang lebih komunikatif, seorang yang gemar berolahraga dikembangkan potensinya dalam rangka untuk sebagai duta dakwah diantara para masyarakat yang gemar berolahraga, seorang yang gemar berbisnis, didukung aktifitas bisnisnya agar mampu mendorong perkembangan dakwah dengan kekuatan yang dimiliki.

Pendidikan kader inti ini menjadi tahapan pertama dan menjadi fondasi yang akan menopang agenda dakwah kedepannya. Sehingga perlu dicermati dan ditelaah juga berapa banyak kader inti yang akan ada dan dibina.Pembinaan ini juga harus komprehensif dengan waktu yang tepat. Dengan harapan bisa menjadi core dalam membangun basis massa simpatisan.

Tahap Kedua : membangun basis massa

Setelah terbentuk kader inti , dakwah akan masuk di tahapan selanjutnya, yaitu membangun basis massa. Seringkali kita kenal istilah simpatisan, kurang lebih seperti itu yang akan kita bangun, akan tetapi tidak sekedar massa yang hanya mengatakan mendukung, akan tetapi massa yang senantiasa mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh kita. Tujuan dari membangun massa ini adalah memperkenalkan Islam, dan menjadikan Islam sebagai way of life. Islam yang komprehensif dan menjadi solusi dalam kehidupan. Ada dua metode utama dalam memperkenalkan Islam ini.

1. Dakwah dengan melayani

Menilik sirah nabawiyah, proses yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah menjadikan beliau Al Amin setelah itu mengangkatnya sebagai Rasul. Dalam hal ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa Rasul telah sukses melayani kota mekah sehingga beliau diberi gelar tersebut barulah beliau berdakwah, pelayanan dahulu baru dakwah. Memberikan apa yang umat butuhkan, memang butuh kita sadari bahwa kebutuhan umat sangat variatif, akan tetapi justru di situlah seni bagaimana kita bisa membuktikan bahwa Islam bisa sebagai solusi dalam segala permasalahan yang ada. Jika kita membicarakan dakwah kampus, maka yang kita berikan haruslah sesuai dengan kebutuhan, sebutlah menyediakan informasi tempat tinggal yang murah dan nyaman, memberikan pelayanan fotokopi buku atau bahkan menyediakan buku kuliah dan catatan kuliah, menyediakan tempat bertanya terkait Islam dan syariatnya, memberikan informasi dalam bentuk tulisan, booklet tentang kampus, kota , dan lain sebagainya. Pelayanan ini bisa sangat variatif pula bentuknya sehingga semakin banyak yang memikirkan ini akan semakin banyak varian metode dakwah yang bisa digunakan.

2. Dakwah dengan memimpin

Jika konsep dakwah sebelumnya dengan tipikal menyentuh grass root. Dakwah dengan memimpin adalah pendekatan yang lebih struktural. Walau sebenarnya tidak sekaku itu dalam pelaksanaanya. Dengan memimpin dalam sebuah kelompok, mulai dari kelompok kecil seperti ketua kelompok tugas, ketua kelas, ketua lomba riset hingga ketua kelompok yang lebih besar seperti ketua himpunan mahasiswa, ketua panitia dan sebagainya. Dengan memimpin ini seorang kader bisa menunjukkan bagaimana etos kerja yang dimilkinya bisa membawa kelompok tersebut kearah keberhasilan dan kearah lebih baik. Dalam memimpin ini seorang kader juga bisa berdakwah secara kecil-kecilan dan menanamkan kultur Islam di dalam kelompok. Seperti membiasakan shalat tepat waktu, memulai segala sesuatu dengan niat dan do’a, membiasakan berdo’a kepada Allah dalam setiap keadaan, dan memberikan sebuah nilai-nilai lainnya kepada objek dakwah. Sehingga timbul personal trust seseorang kepada kita , dan menilai bahwa kader kita adalah seseorang yang kuat dan bertanggung jawab, serta mulai meyakini bahwa pola hidup atau way of life yang dilakukan dan dianut oleh kader kita adalah sebuah pemahaman yang baik. Harapan yang bisa timbul adalah kedepannya ada kepercayaan yang ada di masyarakat, dan ketika kader kita menyampaikan risalah Islam, tidak terjadi penolakan diantara masyarakat atau bisa dikatakan objek dakwah kita menerima apa yang akan kita sampaikan.

Setelah menjalani dua varian metode ini, dakwah ini juga butuh sebuah wadah yang bisa menampung simpatisan ini untuk mengikuti pembinaan dan menjadi bagian dari massa kita juga. Wadah ini diharapkan bisa menjadi media yang tepat dalam mengembangkan potensi simpatisan ini agar selanjutnya bisa menjadi kader dakwah pula. Sistem permentoringan atau dalam istilah lain kita kenal dengan usrah atau liqo’ atau halaqoh menjadi wadah yang sangat tepat untuk menampung dan membina para objek dakwah ini. Mentoring adalah proses transfer nilai antara mentor dan binaanya. Dalam proses mentoring ini seorang mentor diharapkan bisa membina 7-10 adik mentor atau binaanya dan memberikan ilmu serta pemikiran yang ada dalam rangka membuat frame berpikir yang Islami. Proses mentoring ini tidak hanya sampai pada tahapan memberikan ilmu, akan tetapi lebih lanjut, mentoring ini bisa menjadi sebuah keluarga kecil bagi para anggotanya. Oleh karena itu makan seorang mentor diharapkan bisa memilki beberapa fungsi , antara lain :

a. Guru, seorang guru yang memberikan ilmu kepada muridnya

b. Pemimpin, seorang pemimpin yang bisa mengarahkan binaanya menuju masa depan yang sesuai dengan koridor yang benar

c. Kakak/Sahabat, sebagai tempat mencurahkan isi hati dikala susah dan butuh bantuan

d. Da’i, dimana seorang mentor tidak hanya memberikan ilmu, akan tetapi juga menyiapkan binaanya untuk menjadi calon mentor di masa yang akan datang

Proses dalam mentoring ini bisa dengan mudah terus bertambah, dan bercabang hingga tidak terbatas, kader inti yang telah dibina sebelumnya sebisa mungkin menjadi mentor utama, dan diharapkan bisa mengembangkan cabang dan ranting kelompok mentoringnya hingga tak terbatas. Disinilah bagaimana kita akan menguatkan basis massa, basis massa yang kuat akan menopang dakwah ini dan memudahkan langkah kita untuk mebuat gerakan dakwah kita lebih terbuka dan masif.

Tahap ketiga : membangun basis institusi

Pada tahap ini dakwah yang dilakukan di kampus sudah mulai terlembagakan secara formal dan wajar dalam sebuah instansi dakwah bernama Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ). LDK disini dibangun atas kebutuhan dan tuntutan dari basis massa yang ada, karena bagaimana pun sekelompok orang atau komunitas yang mempunyai tujuan perlu dilembagakan secara formal agar gerak dakwah menjadi lebih mudah dan legal. Perlu dipahami bahwa dengan mengikuti tahapan yang ada, pembangunan LDK ini menjadi lebih kepada kebutuhan alamiah ketimbang memaksakan pembangunan LDK. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memulai melegalkan dan mendirikan LDK ini.

a. Basis Massa yang Setia

Dalam membuat sebuah lembaga di kampus, biasanya memerlukan quota minimal untuk mendirikannya. Quota minimal ini selain untuk memenuhi syarat birokrasi , juga untuk memastikan agar regenerasi dakwah yang ada dapat berjalan. Keberadaan basis massa ini diharapkan terdiri dari berbagai angkatan yang masih ada di kampus. Selanjutnya basis massa inilah yang akan menjadi bangunan yang kokoh dalam mengembangkan LDK di masa yang akan datang.

b. Birokrasi Kampus yang Mendukung

Perlu dipahami bahwa keberadaan LDK tidak bisa terlepas dari kampus dan tata tertib serta birokrasi yang ada di dalamnya. Pendekatan personal ke pihak rektorat, dosen, dan birokrasi kampus lainnya adalah sebuah tuntutan yang perlu kita penuhi agar proses legalisasi ini bisa berjalan mulus. Pendekatan ini dilakukan sejak kita mempunyai basis massa, agar ketika jumlah massa yang dimiliki cukup, pendirian LDK menjadi lebih mudah.

c. Bentuk Lembaga Dakwah Kampus

Menurut pengamatan saya ada beberapa bentuk yang bisa di ajukan sebagai wadah legal formal LDK. Bentuk LDK yang pernah ada antara lain.

* Pertama, LDK sebagai unit kegiatan mahasiswa, dimana LDK sebagai unit kerohanian, ini adalah bentuk ideal dan paling diharapkan bisa terbentuk.

* Kedua , LDK dengan bentuk Dewan kesejahteraan Masjid, bentuk LDK seperti ini, jika ternyata sudah ada LDK lain di kampus, atau pihak birokrasi ternyata tidak setuju dengan adanya LDK.

* Ketiga , LDK berada di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ), LDK ini berada di bawah departemen kerohanian di BEM.

* Keempat, Jika ternyata sudah ada LDK lain yang kuat, pergerakan dakwah ini bisa dengan membangun basis lembaga dakwah di Fakultas, dengan bentuk LDF, perlu disadari bahwa massa real yang ada kampus berada di fakultas, dan dengan adanya lembaga di fakultas ini daya rangkul kader kita akan lebih optimal.

* Kelima, Jika ternyata, di kampus sudah ada LDK lain, yang mungkin kurang begitu aktif, dan pihak birokrasi tidak mengizinkan adanya LDK lagi, maka proses infiltrasi ke LDK yang sudah ada menjadi pilihan. Dengan basis massa yang sudah kuat dan setia, kader kita bisa saja secara bertahap mengisi pos-pos yang ada di LDK tersebut, hingga suatu saat ketua LDK beserta jajaran tim intinya adalah kader kita yang punya pemikiran dan gerak dakwah yang sesuai, memang butuh waktu lama akan tetapi, pola ini akan lebih “cantik” dan “apik”.

Setelah Lembaga ini terbentuk perlu dipenuhi beberapa syarat kelengkapan lembaga agar fungsi lembaga dakwah ini bisa optimal. Kelengkapan ini antara lain.

Pertama, Adanya tata organisasi yang sesuai, adanya ketua,sekretaris, bendahara, dan ketua departemen . Untuk LDK mula, departemen yang dibutuhkan antara lain, departemen kaderisasi, departemen syiar dan pelayanan kampus, serta departemen dana. Tiga departemen ini bisa dikatakan kebutuhan dasar sebuah LDK. Dengan pertimbangan jumlah SDM yang terbatas, adanya tiga departemen ini seharusnya bisa menjalankan fungsi LDK dengan baik. Dalam perkembangannya, sebuah LDK diharapkan bisa memenuhi beberapa fungsi lainnya yang menjadi fungsi pokok ( sektor dakwah ) dan diturunkan dalam bentuk departemen, yakni :

a. Sektor Internal ( kaderisasi, mentoring, rumah tangga )

b. Sektor An nisaa / Kemuslimahan

c. Sektor Syiar dan Pelayanan Kampus ( media, event )

d. Sektor Keuangan

e. Sektor Jaringan ( Humas )

f. Sektor Akademik dan Profesi

g. Sektor Kesekretariatan ( administrasi, Litbang )

Tujuh sektor ini adalah representatif dari bentuk serta fungsi yang harus dipenuhi LDK dalam keadaan ideal. Memang butuh waktu dalam membangun LDK hingga tahap ini, akan tetapi bisa saja dalam proses perkembangan LDK , dua fungsi bisa digabung dalam satu departemen. Tergantung dari kapasitas dan kuantitas kader yang ada.

Kedua , Diperlukannya sebuah tata nilai dan tata hukum atau pedoman dakwah yang diberlakukan di sebuah organisasi termasuk LDK. Kebutuhan pedoman dakwah ini, antara lain Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Visi dan Misi serta perangkat sederhana lainnya yang bisa membuat kader kita terarah dalam menjalankan gerak dakwahnya. Seiring waktu, sebuah LDK juga perlu memiliki pedoman dakwah yang lebih advance, ada beberapa contoh disini, Saudara kita di SALAM UI mempunyai Manajemen Mutu SALAM UI (MMS UI), dimana di dalamnya terdapat berbagai aturan dan norma serta standarisasi yang digunakan dalam pengelolaan LDK. Kawan-kawan di UNDIP, memiliki sebuah komitmen bersama antara LDK dan LDF sehingga gerak dakwah LDK dan LDF menjadi sinergis, di GAMAIS ITB, kami memiliki Pedoman Lembaga Dakwah Kampus GAMAIS ITB ( PLDK GAMAIS ITB ), dimana di dalam nya terdapat blue print GAMAIS ITB 2007-2013, Rencana Strategis Jangka Panjang 2008-2010,dan Panduan Fiqih Praktis Aktifis Dakwah. Berbagai bentuk yang ada disesuaikan tergantung kebutuhan dari LDK, semakin besar LDK, semakin detail pula aturan yang ada, karena dalam tahapan kemandirian LDK, sistem lah yang akan dibangun, karena dengan sistem yang kuat, akan menghasilkan kader yang kompeten pula di masa yang akan datang.

Ketiga, Adanya mekanisme kaderisasi berkelanjutan bagi kadernya. LDK adalah lembaga kaderisasi, sehingga fungsi kaderisasi atau membina kader menjadi fungsi utama, dan harus senantiasa menjadi dinamo yang tidak kenal henti. Sebuah lembaga yang baik haruslah memberikan kemanfaatan bagi kadernya. Meningkatkan kapasitas serta keilmuan yang bisa menunjang aktifitas kader di LDK maupun di kehidupan sehari-hari. Ini menjadi syarat yang mutlak untuk memastikan sistem regenerasi LDK ini bisa berkelanjutan dan membuat dakwah kita di kampus bisa bertahan lama.

Tahap Keempat : Membangun bangunan kampus secara keseluruhan dengan konsep Islam

Legalitas LDK yang ada memudahkan gerak dakwah kita menjadi lebih dinamis dan bebas. Kekuatan formal lembaga ini memberikan banyak kemudahan bagi kita untuk berbuat lebih di kampus. Pada tahap keempat ini varian metode dan objek dakwah semakin luas, dan bisa dikatakan tidak terbatas, semua tergantung manajemen kreatiftas dan inovasi dari kader LDK. Lingkup dakwah pertama yang harus dipenuhi adalah civitas akademika di kampus kita. Selanjutanya bisa meningkat menjadi lingkup Kota lalu nasional, dan Internasional. Pada lingkup civitas akademika ini ada beberapa stakeholder yang bisa kita lakukan pendekatan dakwah.

- Mahasiswa, objek utama dalam dakwah kampus kita,

ketika lembaga sudah ada, metode dakwah bisa kian variaif. Pembuatan event syiar, seperti ta’lim, tabligh, outbound, kajian, olahraga bareng atau mungkin mabit. Media LDK juga bisa semakin terbuka, seperti pamflet, poster, spanduk, baligo, atau perangkat multimedia lainnya. Dengan adanya lembaga yang legal, agenda syiar pun seharusnya akan mendapat respons lebih dari massa kampus. Akan tetapi walaupun sudah ada lembaga yang formal, metode dakwah dengan pelayanan, dakwah dengan memimpin serta wadah mentoring yang ada harus tetap dijalankan. Karena ini merupakan metode klasik yang masih bisa digunakan sampai kapanpun.

Dosen

dakwah ke dosen butuh pendekatan yang lebih persuasif, cara dakwah ke dosen bukan dengan menceramahinya akan tetapi dengan memberikan kesempatan kepada beliau untuk mengisi di acara-acara LDK sesuai dengan kompetensinya atau melibatkan dosen dalam kegiatan seperti sebagai penasihat atau tempat konsultasi. Selain itu memberikan sedikit kenang-kenangan kepada dosen, seperti buku, bisa menjadi media dakwah yang tepat untuk dosen, karena dosen biasanya gemar membaca. Dengan adanya keterlibatan ini, dosen akan mempunyai sense of belonging terhadap LDK dan akan lebih peduli terhadap gerak dakwah kita dan LDK kita.

Birokrasi kampus

pendekatan ke birokrasi kampus hampir sama dengan pendekatan ke dosen. Akan tetapi bisa ditambah dengan silahturahim rutin dalam rangka meningkatkan kedekatan dan kepercayaan satu sama lain. Dengan kedekatan dan kepercayaan ini, gerak dakwah kita akan lebih di dukung dan bisa lebih cepat berkembang.

Karyawan Kampus

karyawan dalam hal ini ada elemen administrasi kampus, satpam, penjaga kantin, merupakan bagian dari kampus yang perlu kita dakwahi. Keteladanan kita, budi pekerti serta akhlak yang baik serta dikenal sebagai mahasiswa yang bermoral menjadi metode dakwah yang bisa digunakan, dukungan dari karyawan kampus ini biasanya juga akan mendukung dakwah secara umum. Karena jumlah mereka yang banyak dan punya peran di kampus. Selain itu, pengadaan ta’lim khusus karyawan atau mungkin memberikan bingkisan untuk mereka di momen tertentu bisa menjadikan kedekatan kita dengan mereka lebih erat.

Pengamatan saya menilai tidak ada metode dakwah yang terbaik diantara metode dakwah di berbagai kampus, yang ada adalah metode dakwah yang tepat. Setiap kampus mempunyai kekhasan tersendiri, dan menjadi tanggung jawab bagi kita untuk bisa mengformulasikan metode dakwah yang paling tepat untuk kampus kita. Berpegang pada tahapan ini, akan sangat membantu paradigma berpikir kita dalam mengembangkan Lembaga Dakwah Kampus.

**************************************

Tulisan ini ditujukan untuk semua aktifis dakwah di Indonesia
Terutama untuk saudara ku yang sedang berjuang membangun LDK
Untuk saudaraku yang sedang berjuang menguatkan LDK
Untuk saudaraku yang akan mempercepat pertumbuhan LDK di wilayahnya
Dari LDK mula, LDK muda, LDK madya, dan hingga LDK mandiri

============================
di posting oleh sugianto, dari tulisan:
Ridwansyah yusuf achmad
Kepala LDK GAMAIS ITB
http://ridwansyahyu suf.blogspot. com
yusuf_ahdian@ yahoo.co. id
ridwansyahyusuf@ gamais.itb. ac.id